#GazaUnderAttack

Powered by Blogger.

Tausiyah

Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguh (istiqomahlah. (Riwayat Muslim)

"Tugas kita adalah menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan" Anis Matta (Barang kali kita memang tidak bisa mengubah keadaan, tetapi bukankah kita bisa mengubah sikap dalam menghadapinya..)

"Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk” (QS. Al-Kahfi:13)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208)

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)."(QS. Ali Imran : 8)

Twitter

#SavePalestine



Live Traffic Map

Live Traffic Feed

loading...

Sunday, November 1, 2009

TAQWA

Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna, sudah sepatutnya kita (manusia) senantiasa mensyukuri berbagai nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT. Salah satu bentuk rasa syukur kita adalah dengan menjadi hamba yang bertaqwa. Arti taqwa yang sudah sangat sering kita ketahui bersama adalah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Namun sebenarnya bukanlah hanya itu saja, taqwa memiliki makna yang lebih luas dan kompleks berdasarkan berbagai dalil yang ada.

Ali bin abi Thalib ra. Memaparkan Empat Sendi Taqwa, yang antara lain adalah:
• Takut kepada Allah;
• Beramal sesuai dengan wahyu (Al-Qur’an) dan sunnah rasul (Al-Hadits);
• Puas menerima sesuatu yang sedikit; dan
• Bersiap diri menyongsong hari akhir.

Bedasarkan ungkapan yang dijabarkan oleh menantu sekaligus sepupu Rasulullah Saw. tersebut seseorang dapat dikatakan bertaqwa apabila orang tersebut hanya merasa takut kepada Allah semata, Allah berfirman:

”Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. An- Nuur [24] : 52)

Yang dimaksud dengan takut kepada Allah ialah takut kepada Allah disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan taqwa ialah memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi.

Seseorang yang ingin digolongakan sebagai golongan orang-orang yang beriman dan bertaqwa harus memiliki ilmu sebelum beramal agar ia dapat beramal sesuai dengan wahyu Allah dan sunnah Rasulullah, seperti sabda Rasul:
Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)

Karena Rasulullah Saw. bersabda dalam haditsnya yang lain:
Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR. Muslim)

Sebagai orang yang bertaqwa, kita harus senantiasa mensyukuri segala bentuk ketetapan yang telah Allah tetapkan bagi hamba-hamba-Nya. Terkadang apa yang kita anggap baik sebenarnya buruk di mata Allah dan sebaliknya, apa yang dianggap buruk oleh kita, bisa jadi di mata Allah itu adalah sesuatu yang baik. Oleh karena itu, bersyukur di segala kondisi merupakan kebajikan yang sudah sepatutnya dilakukan oleh setiap manusia yang pada dasarnya tidak mengetahui rahasia dibalik semua ketetapan yang Allah berikan, sabda Rasulullah Saw.:

Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan.
(HR. Tirmidzi)

Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu ibadah. (HR. Bukhari)

Muttaqin (orang yang bertaqwa) lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan Mu’min (orang yang beriman). Karena salah satu ciri taqwa adalah beriman. Kalau kita telusuri firman Allah SWT. dengan seksama, banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang ”menggandengkan” iman kepada Allah dengan iman kepada hari akhir, seperti dalam firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa’:59)

Dan pada beberapa hadits pun demikian adanya:
Hadits riwayat Abu Syuraikh Al-Khuza’i ra., ia berkata:
Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (Shahih Muslim No.69)

Oleh karena itu, sebagai orang yang bertaqwa kita harus bekerja keras mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir yang pasti akan datang menghampiri.
Selain dari penjabaran Empat Sendi Taqwa di atas, taqwa masih memiliki penjelasan dan cakupan yang amat luas.

Kalau membicarakan tentang taqwa hal lain yang hampir tidak pernah terlepas darinya adalah iman. Untuk menjadi hamba yang beriman kita harus mengetahui dan benar-benar mengimani rukun iman yang tentunya sudah kita ketahui bersama.
Sabda Nabi Muhammad Saw. :

Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, "Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam." Lalu Rasulullah Saw menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu." Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah Saw menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." Orang itu lantas berkata, "Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan." Rasulullah berkata, "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi, "Beritahu aku tentang Assa'ah (azab kiamat)." Rasulullah menjawab, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya." Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahu aku tentang tanda-tandanya." Rasulullah menjawab, "Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat." Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?" Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Saw lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian." (HR. Muslim)

Untuk dapat benar-benar beriman dan berislam secara sempurna, kita bisa memulainya dengan mengenal siapa sebenarnya Dzat yang selama ini kita sembah. Ma’rifatullah atau mengenal Allah adalah subjek utama yang mesti disempurnakan oleh seorang muslim. Dari pemantapan ma’rifatullah ini akan membuahkan peningkatan iman dan taqwa, lahirnya ketenangan, keberkahan serta kehidupan yang baik sebagai manifestasi dari mengenali Allah.

Banyak sekali faktor penunjang agar kita bisa merasakan ketaqwaan tersebut, di antaranya:
1. Mahabbatullah (Kecintaan kepada Allah)
2. Muraqabatullah (Merasakan adanya pengawasan Allah)
3. Menjauhi penyakit hati
4. Menundukkan hawa nafsu
5. Mewaspadai tipu daya syaitan

Beberapa dalil lainnya tentang taqwa diantaranya:
• Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang bertaqwa akan dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan.
• Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)
• “Dan sungguh Kami telah memerintah-kan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa: 131)
• “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr:18)
• Dari Abu Umamah al-Bahili Radhiallaahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda dalam khutbah haji wada’,
“Bertaqwalah kepada Allah Tuhanmu, shalatlah lima waktu, berpuasalah pada bulanmu, bayarlah zakat hartamu, taatilah pemimpinmu,maka kamu akan masuk surga Tuhanmu.” (HR. At-Tirmidzi)
• Tiap orang yang bertaqwa termasuk keluarga Muhammad (umat Muhammad). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
• “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya.” (QS.Ali Imran:102)
• dll.

Semoga Allah meridhoi kita, menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, memberikan ampunan-Nya, serta mengizinkan kita untuk melihat wajah-Nya sehingga hilang semua sesak kegelisahan dan kerinduan di relung qalbu ini.
Amin...
separador

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Followers

Entri Populer