Bismillahirrahmanirrahim
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(Qs. Ali Imran : 104)
Da’wah yang diusung para rasul butuh kesabaran, kita sebagai pewarisnya sudah tentu membutuhkan hal yang sama, karena dalam menjalani aktivitas da’wah ini akan ditemui berbagai onak dan duri yang menghadang/menghambat pergerakan da’wah. Oleh karena itu, keberadaan kita dalam barisan da’wah ini sangat butuhkan penjagaan, karena kekenduran yang terjadi akibat tidak adanya penjagaan mampu mengeluarkan diri kita dari barisan yang Allah ridhoi ini.
Istiqomah, sebuah kata yang memiliki makna sangat mendalam ini sudah seharusnya dimiliki oleh semua aktivis da’wah. Keistiqomahan dapat dianalogikan sebagai gembok yang mengunci rantai dengan sangat erat. Apabila gembok itu rusak (dengan sebab apapun) maka rantai yang seharusnya dapat terkunci dengan kuat menjadi terlepas dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman. Begitu pula halnya dengan keistiqomahan, apabila para aktivis sudah tidak memperdulikan urgensi dari keistiqomahan dalam da’wah ini (sehingga rusaklah keistiqomahan mereka), maka tunggu saja akibat buruk yang akan muncul akibat pengabaian tersebut.
Sejak ‘dini’ kita harus benar-benar memperhatikan keistiqomaahan dalam da’wah. Sebab, rusaknya keistiqomahan dapat mengakibatkan rusak (terganggunya) agenda-agenda dan barisan da’wah ini. Kekenduran-kekenduran semangat berda’wah yang terjadi sangat mempengaruhi kinerja bahkan niatan para aktivis dalam menunaikan kewajiban-kewajiban da’wahnya.
Oleh karena itu, dengan mengacu pada surat cinta dari Allah Swt. telah ditetapkan bahwa segolongan orang yang senantiasa menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar (berdakwah) adalah orang-orang yang beruntung. Keberuntungan yang dijanjikan Allah ini tentu saja bukan keberuntungan biasa yang hanya dapat dinilai secara materi duniawi, melainkan sebuah keberuntungan luar biasa yang akan menyelamatkan kita dari azab Allah yang pedih.
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata : Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah: saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah. (Riwayat Muslim).
Semoga kita termasuk kedalam barisan hamba-hambaNya yang senantiasa istiqomah dalam da’wah sampai akhir hayat…
Tuesday, December 15, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment