Kenaikan kelas tahun pertama di SMA menjadi salah satu bagian dari kisah hidupku ini.
Kala itu (menjelang pekan UAS atau di akhir pekan UAS gitu), ketika teman-teman yang lain setiap harinya sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Semester Genap yang merupakan salah satu indikator terpenting dalam kenaikan kelas, aku dan teman-temanku disibukkan oleh rangkaian kegiatan regenerasi ROHIS 12 (yang sebenarnya saat itu aku ikut karena diajak oleh kakak kelas, maklum ini pertama kalinya aku memulai untuk berorganisasi). Pos demi pos kulewati, ada pos tentang aqidah, amal jama'i, konsep diri, VMJ, masalah keakhwatan, dll (lupa :D). Deg-degan banget setiap kali menunggu giliran masuk tiap pos, khawatir ini itu, hhm kacau dah.. Tapi alhamdulillah, karena kakak-kakaknya sangat baik dan ramah, sedikit demi sedikit jadi semakin tenang juga sih ngejalaninnya. Setelah selesai menjawab beragam pertanyaan dan mendiskusikannya di tiap-tiap pos, ternyata aku dan teman-teman masih harus mengisi 'tes' tertulisnya di Masjid (kirain udah bisa pulang, hehe..). Nah setelah selesai semua, kami baru boleh pulang deh. Kabarnya, itu baru tahap awal lho.. Nantinya akan ada pengerucutan untuk menetapkan siapa-siapa saja yang akan menjadi calon Ketua ROHIS dan Ketua Keputriannya. Saat itu aku berpikir "Ooh, ternyata begini ya kalau mau masuk satu organisasi, ada banyak aturan mainnya."
Singkat cerita, terpilihlah tiga calon Karoh dan tiga calon Kaput. Masing-masing calon Karoh dan Kaput kembali mendapatkan beberapa tugas yang diantaranya adalah membuat visi-misi dan analisis SWOT untuk ROHIS12. Kemudian (sekitar satu pekan setelah pemberian tugas, aku lupa tepatnya, entah sebelum pengambilan raport atau setelah memasuki liburan semester genap) calon Karoh dan Kaput diminta untuk mempresentasikan visi-misi dan analisis SWOT yang sudah dibuat. Dari tiga calon Kaput tersebut, ada satu calon yang tak mau datang untuk mempresentasikan visi-misi dan analisis SWOTnya dengan alasan masih di rumah teman habis menginap dan belum mempersiapkan apapun (Hhm, dasar nih akhwat! jadi calon Kaput malah kabur :P..hehe.. mekipun demikian, akhwat ini justru yang nantinya, bahkan sampai saat kisah ini dituliskan, menjadi salah satu pionir da'wah di SMAN 12 tercinta). Presentasi dimulai dengan khidmat dan cukup lancar, hingga pada suatu kondisi setelah diskusi/tanya jawab berjalan, suasana mulai memanas, banyak ikhwan panitia yang mengeluarkan pertanyaan dan argumen yang terkesan memojokkan para calon, kondisi tersebut terjadi cukup lama, saat itu (aku yang sedikit introvert dan baru mengenal dunia organisasi da'wah) tak banyak mengeluarkan pendapat, lebih banyak diam, hingga ketika ditekan dan terus ditekan, dengan sedikit terbata-bata keluarlah kata-kata "Kami mohon maaf, karena mungkin kami memang tidak mempersiapkan dan tidak mengerjakan amanah yang telah diberikan kepada kami ini dengan baik" setelah itu, ada kakak akhwat yang mendinginkan suasana, dan mencoba untuk mengakhiri kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. Dan di akhir aktivitas panjang hari itu, para calon karoh dan Kaput diminta untuk menginfokan dan mengajak teman-teman lainnya untuk datang pada agenda Muktamar ROHIS 12 keesokan harinya di Masjid Assabuqunal Awwalun.
Muktamar ROHIS 12 saat itu berjalan dengan cukup lancar. Tiga orang calon Karoh dan dua orang calon Kaput (calon Kaput yang satunya itu datang, tapi tak mau ikut maju, dasar nih akhwat satu ya, bikin geregetan aja dah!) kembali diberikan pertanyaan bebas oleh para peserta muktamar dan pembina ROHIS12. Setelah pertanyaan demi pertanyaan selesai dijawab, para calon Karoh dan kaput ini diajak keluar dari Masjid karena peserta Muktamar hendak mengadakan musyawarah untuk menentukan siapkah Karoh dan kaput yang akan meneruskan pejuangan da'wah ROHIS 12 periode berikutnya. Dari hasil musyawarah tersebut mucullah nama Karoh dan Kaput terpilih yang mendapatkan amanah besar untuk memajukan da'wah Islam melalui organisasi ROHIS 12 ini, dan pertarungan itu baru dimulai...
Amanah terembankan pada pundak yang semakin lelah. Bukan sebuah keluhan, ketidakterimaan..keputusasaan! Terlebih surut ke belakang. Ini adalah awal pembuktian..Siapa diantara kita yang beriman. Wahai diri sambutlah seruanNya…Orang-orang besar lahir karena beban perjuangan…Bukan menghindar dari peperangan.(K.H. Rahmat Abdullah)
*to be continued...


0 comments:
Post a Comment