PELAJARAN PERTAMA DARI PERANG BADR
(Muhasabah/Renungan bagi Aktifis Partai Keadilan Sejahtera)
URGENSI PEPERANGAN INI :
1. Banyaknya ayat al-Qur'an yg turun berkenaan tentang Ghazwah ini (merupakan sebab-nuzulnya 75 ayat al-Qur'an).
2. Merupakan bukti keunggulan gerakan Islam vs gerakan Bathil, sehingga disebut sbg 'Yaum al-Furqan" (QS 8:41).
3. Kemenangan ketinggian ruhiyyah dari materialisme, dibuktikan dg sehari sblm peperangan diturunkan "sakinah" berupa hujan rintik2 sehingga semua pasukan tertidur pulas, bahkan Hamzah ra sempat mandi junub dan berwudhu dulu sblm peperangan.
4. Mentalitas kaum muslimin saat menghadapi peperangan ini sangat siap, hal ini dibuktikan sbb;
a. Rencana semula adalah hanya untuk menjaga eksistensi dakwah (menghadapi kafilah dagang Abu Sufyan), tetapi kemudian dipaksa untuk habis2an berperang melawan musuh.
b. Kondisi istijabah dari para junudu-dakwah (prajurit dakwah) yg tinggi, contohnya sahabat Umair bin Humam al-Anshary ra (syuhada pertama Badr), saat nabi SAW bersabda : Bangkitlah kalian untuk Jannah yg luasnya seluas langit dan bumi! Maka kata Umair : Benarkah Jannah itu seluas langit dan bumi? Jawab nabi SAW : Benar! Kata Umair : Bakh! Bakh! Tanya nabi SAW : Mengapa kamu berkata bakh, bakh? Jawab Umair : Tdk apa2 ya rasuluLLAH, hanya saya ingin sekali menjadi penduduk Jannah. Maka kata nabi SAW : Kamu termasuk dr penduduknya. Kata Umair : Demi ALLAH! Jk kuhabiskan kurmaku ini mk terlalu lama! Lalu dibuangnya kurma itu dan berperang sampai syahid.
HASIL DAN PENGARUH DARI PEPERANGAN :
A. PENGARUHNYA THD MUSYRIKIN DI MAKKAH
Pusat kebathilan nasional di Makkah terpukul dan stress berat, hal ini dibuktikan sbb;
1. Matinya Abu Lahab seketika ketika diberitahu kalahnya pasukan kuffar, sehingga hatinya membusuk dan mayatnya berbau sangat busuk, sehingga selama 3 hari mayatnya tdk ada yg berani mendekati termasuk anaknya sendiri.
2. Shocknya para pemimpin kuffar, Shafwan bin Umayyah sbgm dlm riwayat ketika Haitsamam bin 'Iyash al-Khuza'i mengkabarkan kalahnya pasukan mereka, berkata Shafwan : "Demi ALLAH! Tak mungkin kekalahan ini terjadi padaku.. Lalu Shafwan bertanya pd Haitsamam dg linglung :
Apakah yg sedang dilakukan Shafwan sekarang? Jawab Haitsamam sambil
berlalu : Dia disana, sedang duduk di atas batu. Demi ALLAH! Sungguh
kusaksikan sendiri waktu bapak dan saudaranya terbunuh."
3. Abu Sufyan bin Harb ketika mendengar hal itu langsung bernazar tdk akan mencuci kepalanya sampai dpt berhadapan lagi dg kaum muslimin dlm peperangan yg lain.
4. Para wanita Quraisy menjambak2 rambut, menampar pipi dan menyembelih unta akibat dukacita yg mendalam di dlm negeri, sehingga mengakibatkan instabilitas politik negara, sehingga Abu Sufyan mengeluarkan statement : "Dilarang Berdukacita."
5. Aswad bin Muthalib yg kehilangan anak dan cucunya tapi karena larangan berdukacita maka ia berdiam diri, tapi dilihatnya banyak wanita yg menangis dan beralasan karena untanya hilang padahal sebenarnya menangisi keluarganya), maka Aswadpun berbuat meniru mereka.
B. PENGARUHNYA THD KAUM MUSLIMIN MINORITAS DI MAKKAH
Pengaruhnya sangat besar yaitu meningkatkan 'izzah (kehormatan) kaum muslimin, hal ini tergambar dr sya'ir Abu Rafi' maula Abbas ra : "Ketika datang kabar ttg korban Quraisy di perang Badr; Maka sungguh ALLAH telah menghinakan dan merendahkan harga diri mereka; Dan kami telah menemukan harga diri dan 'izzah kami." (Sirah Ibnu Hisyam, 1/647)
Pengaruhnya thd sikap Quraisy thd kaum muslimin menjadi segan dan hormat, terjadi perubahan strata sosial bagi gerakan Islam, sehingga gerakan Islam menjadi pembicaraan nasional dimana2, hal ini meningkatkan optimisme aktifis Islam sehingga gerakan dakwah Islam
menjadi semakin bersemangat dan ummatpun memberikan pengharapan thd
gerakan Islam.
C. PENGARUHNYA THD KAUM MUSYRIKIN MADINAH
Pengaruhnya sangat buruk kepada kekuatan dan persatuan mereka, karena selama ini masyarakat melihat kekuatan non muslim sbg yg terbaik dan terkuat, maka setelah tampilnya gerakan Islam ke pentas politik maka masyarakat mulai goyah kepercayaannya kepada mereka, hal ini dibuktikan dg;
1. Masuk Islamnya ratusan orang musyrikin Madinah termasuk para tokoh2nya yg selama ini masih ragu2 terhadap kekuatan gerakan Islam.
2. Kaum musyrik yg masih anti Islampun terpaksa masuk Islam dan menjadi munafiq, seperti AbduLLAH bin Ubay bin Salul (yg merupakan Capres Madinah saat itu).
D. PENGARUHNYA THD YAHUDI DI MADINAH
1. Kehancuran gerakan kebangkitan Islam yg sudah mereka konsep dan perkirakan dg cermat, malah berbalik 180 derajat, dan ini sangat mengacaukan dan mengagetkan mereka, tetapi Yahudi sangat pandai menyembunyikan perasaan.
2. Agar mereka tdk kehilangan muka dan dipermalukan maka merekapun melakukan psy-war dan menggertak gerakan Islam supaya tetap takut pd kekuatan mereka : "Wahai Muhammad, ketika kau lihat kekalahan Quraisy, jangan tertipu krn sesungguhnya anda berperang dg kaum yg tdk tahu ilmu perang dan tdk dpt menggunakan senjata. Maka kalau kamu berperang dg kami, maka kamu akan tahu siapa kami."
E. PENGARUHNYA THD MUNAFIQ DI MADINAH
1. Ketika berita kemenangan dibawa ke Madinah oleh 3 orang sahabat ra : Abu Hubabah al-Anshary, AbduLLAH bin Rawahah dan Zaid bin Haritsah (Zaid bahkan menunggang unta rasuluLLAH SAW untuk memperkuat berita tsb), maka berkatalah Ibnu Rawahah : "Wahai seluruh kaum Anshar! Bergembiralah dg selamatnya rasuluLLAH SAW! Dan bergembiralah dg kalahnya Quraisy di Badr!"
2. Untuk mengantisipasi kegembiraan kaum muslimin, maka org2 munafiq segera memutarbalikkan berita itu, mereka melakukan kontra-analisis dan berkata : "Sungguh Muhammad telah terbunuh, itulah tandanya untanya pulang sendirian, dan inilah Zaid yg bingung, sehingga ia tak tahu lagi apa yg harus dikatakan dan ia datang dg lemah lunglai."
Hal ini membuat kaum muslimin Madinah menjadi bingung, sampai2 Usamah bin Zaid menyeret bapaknya ke tempat sepi untuk menegaskan kata2nya, lalu Usamah berkata : "Jika kata2 bapakku benar, sungguh akan kukejar
org2 munafiq itu."
Tidak lama kemudian tibalah rasuluLLAH SAW dg rombongan pasukannya, maka Usamah (yg saat itu usianya 10 th) benar2 mengejar org2 munafiq itu tapi dicegah oleh rasuluLLAH SAW.
F. PENGARUHNYA THD KAUM MUSLIMIN DI MADINAH
1. Kegembiraan aktifis Islam akan datangnya pertolongan ALLAH SWT dan kemenangan walaupun jumlah mereka masih minoritas dibandingkan dg ansharul-bathil. (QS 3:123)
2. Saat itu nabi SAW mengucapkan puji2an kepada ALLAH SWT sbg ungkapan rasa syukur atas pertolongan-NYA pd junudu-dakwah, yg kalimat puji2an ini kemudian masih dilantunkan org sampai kini : "Shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa a'azza jundah..." (Benarlah janji-NYA, dan DIA tlh menolong hamba-NYA, dan memuliakan tentara-NYA...)
3. Kedudukan kaum muslimin yg ikut dlm peperangan ini memiliki kedudukan yg istimewa dlm sejarah harakah Islam, mereka semua adalah para qa'idah-shulbah (kader-inti) para pejuang Islam yg shadiq (benar) dan tsabat (tegar) dlm berjihad menegakkan kalimah ALLAH di muka bumi.
4. Sehingga sebagian besar dr mereka (yg benar2 ikhlas) diampuni oleh ALLAH SWT dosa2nya dan dimuliakan kedudukannya seumur hidupnya oleh rasuluLLAH SAW, contohnya adalah peristiwa pengkhianatan yg dilakukan oleh Hathib bin Abi Baltha'ah ra yg mau membocorkan rencana penyerangan RasuluLLAH SAW pd kota Makkah (Fathul Makkah) kepada Quraisy, tp diampuni oleh nabi SAW, kata beliau SAW : "Aku khawatir ALLAH SWT telah berkata kepd ahlul-Badr : Berbuatlah sesukamu karena dosa kalian telah AKU ampuni."
5. Menjadi pelajaran bagi semua lapisan masyarakat, karena yg ikut berjihad adalah mewakili semua lapisan kaum muslimin; Dari anak kecil sampai kakek, dari org miskin sampai kaya, dari berbagai suku/qabilah dan kaum, dari yg sdh lama masuk Islam sampai yg baru aktif dlm
gerakan dakwah.
6. Merupakan tonggak-dasar bagi kemenangan gerakan Islam dlm jihad2 selanjutnya, sehingga nasyid para sahabat tiap menghadapi peperangan2 adalah senandung surat al-Anfaal, karena kedudukannya yg tinggi disisi ALLAH SWT.
PELAJARAN KEDUA : PERMASALAHAN2 YG TIMBUL PASCA PERANG BADR DLM SURAT AL-ANFAAL
(Renungan bagi Aktifis Partai Keadilan Sejahtera)
MUQADDIMMAH :
1. Seolah-olah ALLAH SWT membuka awal surat ini dengan sebuah qadhiyyah-asasiyyah (permasalahan mendasar) bahwa sifat manusia itu sangat cinta pada duniawi dan setelah pelaksanaan sebuah jihad yg berat maka masalah ini akan muncul kembali dlm gerakan dakwah.
2. Lalu ALLAH SWT menunjukkan urgensi taat dan tsiqah pd qiyadah, sebagai parameter keberhasilan (intaj) sebuah gerakan dakwah Islam ketika menghadapi qadhiyyah duniawi tsb.
3. Pada iftitah (pembukaan) surat inipun digambarkan juga betapa indahnya kehidupan dan kesenangan duniawi, tetapi sebaliknya betapa beratnya siksa yg menunggu di Hari Kiamat nanti.
QADHIYYAH PERTAMA : AL-ANFAAL DAN HUBUNGANNYA DG PEPERANGAN MELAWAN GERAKAN KEBATHILAN
1. Dha'fu Tarbiyyah (Lemahnya Tarbiyyah)
a. Untuk menumbuhkan, membentuk dan membina komitmen harakiyyah, seorang aktifis dakwah hendaknya memiliki komitman untuk mentarbiyyah dirinya sendiri (tarbiyyah-dzatiyyah) dg al-Qur'an dan as-Sunnah, itulah sebabnya sahabat Mush'ab bin Umar ra mampu bertahan bertahun2 di Madinah dlm berdakwah tanpa bertemu dg sang Murabbi yaitu rasuluLLAH SAW karena keberhasilan Tarbiyyah Dzatiyyah ini.
b. Sbg pemimpin, Nabi SAW sangat memperhatikan tingkat kesiapan tarbiyyah para prajurit dakwahnya dan ini menjadi indikasi kekuatan gerakan dakwah untuk berhadapan dg partai Bathil. Lihatlah nabi SAW sampai bertanya 3 kali ttg kesiapan kaum muslimin untuk berperang,
dimana yg ketiganya dijawab oleh kaum Anshar, sehingga beliau SAW tahu kesiapan semua prajuritnya.
2. Al-Qiyadah wal Jundiyyah (Antara Pimpinan dan Anggota)
a. Seorang pemimpin hendaknya mampu melakukan tanmiyyah al kafa'ah (penumbuhan potensi) pada semua prajuritnya dan tdk boleh sekali2 berlaku tidak adil, karena hal ini dapat menggoncangkan gerakan dakwah, lihatlah bagaimana ketika perang Badr nabi SAW memilih 3 orang panglima dari muhajirin dan 3 orang panglima dari anshar.
b. Baiknya kualitas anggota ditandai dg kesiapan mereka menanggung beban dakwah yg berat, semakin tinggi kesiapan tsb maka semakin kuatlah sebuah gerakan dakwah, ketika perang Badr semua muslimin termobilisir dg baik sehingga yg tinggal di Madinah hanya belasan orang saja.
c. Peran keluarga dlm mendukung dakwah adalah sangat besar, keluarga yg tertarbiyyah dg baik akan membantu lancarnya dakwah, kesibukan suami dlm jihad haruslah dibarengi oleh para istri dlm membentuk lingkungan sekitar yg islami. Pada perang Badr anak2 kecil ingin ikut perang, hal ini menunjukkan keberhasilan peran ibu2 dlm membentuk generasi baru yg rabbani.
3. Al-Majlis al-Istisyari (Majlis Syura')
a. Peran syura' dg pihak2 yg berkompeten dan spesialis dlm bidang keilmuannya masing2 sangat penting dlm keberhasilan sebuah gerakan dakwah, sehingga keputusan yg diambil oleh sebuah partai Dakwah betul2 tahta-ri'ayah (di bawah pengawasan) lembaga2 yg berwenang. Lihatlah sampai nabi SAW sendiri mengalah dari pendapatnya sebagai pimpinan umum ketika penentuan pemilihan lokasi bagi pasukannya.
b. Ketika hasil syura' sdh diputuskan maka semua yg terlibat musyawarah harus komitmen dan taat pd keputusan syura' dan tdk boleh "nyanyi" diluaran, misalnya dg mengatakan : Tuh, kata saya juga apa... Semakin baik dan berkembang sebuah gerakan dakwah maka akan semakin
banyak dan mendalam syura' yg dilakukan dan semakin nampak kafa'ah (potensi) dari masing2 akh/ukh.
4. Al-Washilah al-Maadiyyah (Materi sbg Sarana Gerakan Dakwah)
a. Penguasaan sebuah gerakan dakwah thd masyarakat juga sangat ditentukan oleh kekuatan material (selain spiritual), oleh karenanya penguasaan aktifis dakwah thd pengetahuan dan skill yg memadai ttg berbagai bidang pengetahuan modern adalah sangat dibutuhkan dlm tegaknya pemerintahan Islam yg dicita2kan (QS Al-Anfaal:65-66).
b. Hal lain yg tdk kalah pentingnya juga penguasaan thd sarana dan prasarana modern, media massa dan teknologi canggih adalah sangat menentukan kemenangan dakwah (QS Al-Anfaal:60) dan ini tdk bisa didapat dg mengisolir diri dari sumber teknologi dan ilmu pengetahuan yaitu Barat.
5. At-Tajribah fil Ma'rakah (Pengalaman di Lapangan)
a. Terjunnya aktifis Islam masuk di berbagai lembaga2 legislatif dan pemerintahan adalah mutlak diperlukan, dg ikut sertanya para aktifis Islam terjun mengelola negara maka akan mendptkn berbagai pelajaran dan pengalaman berharga yg dibutuhkan demi tegaknya Khilafah Islamiyyah Alamiyyah yg dicita2kan. Perjanjian2 perdamaian antara nabi SAW dg Yahudi dan musyrikin di Madinah (Piagam Madinah) dan dukungan nabi SAW thd berbagai perjanjian2 kebaikan yg dilakukan dimasa Jahiliyyah menunjukkan hal ini.
b. Pewarnaan yg dilakukan oleh para aktifis di lembaga2 yg ada adalah jauh lbh baik dibandingkan dg mengamati dan mengkritisi dari luar, setidaknya dg terjun ke dalam maka penyuaraan kebaikan dan pelaksanaan syariat akan lbh didengar dan dpt lbh diaplikasikan dibandingkan dg disuarakan dari luar sistem. Demikian pula bargaining-position serta keamanan gerakan dakwah akan lbh kuat dan terjaga dari pemberangusan yg dpt dilakukan sewaktu2 thd gerakan2 yg liar dan bersifat ekstra-sistem. Perjanjian Madinah, perjanjian Hudhaibiyyah (yg awalnya nampak sangat merugikan) juga menunjukkan bgm RasuluLLAH SAW mengedepankan sisi formalitas ini.
Sunday, September 13, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 comments:
Post a Comment